Susahnya Mendapatkan Perkerjaan Di Indonesia Terutama Gen Z dan Diatasnya

May 26, 2025 - 14:59
May 26, 2025 - 15:00
 0
Susahnya Mendapatkan Perkerjaan Di Indonesia Terutama Gen Z dan Diatasnya

Fenomena susahnya mencari kerja di Indonesia, khususnya bagi Gen Z dan generasi di atasnya (seperti milenial), merupakan hasil dari gabungan berbagai faktor struktural, ekonomi, pendidikan, dan budaya. Berikut penjelasan lengkapnya:


πŸ” 1. Kesenjangan antara Pendidikan dan Dunia Kerja

  • Miskompetensi: Banyak lulusan tidak memiliki keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan industri (mismatch). Misalnya, lulusan akuntansi sulit bersaing jika tidak menguasai software akuntansi atau data analytics.

  • Terlalu Teoritis: Kurikulum masih fokus pada teori, bukan praktik atau soft skills (komunikasi, teamwork, critical thinking).


πŸ“‰ 2. Pertumbuhan Lapangan Kerja Tidak Seimbang

  • Pertumbuhan Ekonomi < Pertumbuhan Angkatan Kerja: Jumlah lulusan baru setiap tahun tinggi, tapi lapangan kerja baru tidak berkembang secepat itu.

  • Automatisasi dan Digitalisasi: Banyak pekerjaan yang dulunya menyerap tenaga kerja kini digantikan oleh teknologi (contoh: kasir, customer service dasar).


πŸ’Ό 3. Tingginya Persaingan

  • Overqualified vs. Underqualified: Banyak pencari kerja overqualified untuk pekerjaan menengah tapi tidak punya pengalaman yang cukup untuk posisi tinggi.

  • Gen Z yang Ambisius Tapi Terbentur Realita: Gen Z cenderung mencari pekerjaan ideal (fleksibel, bermakna, gaji tinggi), tapi kondisi pasar kerja belum bisa menyediakan semuanya.


πŸ’» 4. Dominasi Sistem Rekrutmen Digital

  • ATS (Applicant Tracking System): Banyak perusahaan pakai sistem penyaringan otomatis yang membuat CV harus sangat tepat format dan kata kuncinya.

  • Kurangnya Akses ke Informasi: Tidak semua Gen Z paham cara membuat CV yang optimal, menyesuaikan portofolio, atau menyiapkan wawancara.


πŸ“Š 5. Banyaknya Pekerjaan Informal

  • Indonesia didominasi sektor informal: Banyak pekerjaan tidak tercatat, tanpa jaminan sosial atau kepastian karier.

  • Gen Z ingin stabilitas dan jenjang karier, tapi banyak yang akhirnya bekerja freelance, gig economy, atau buka usaha sendiri karena tidak dapat pekerjaan tetap.


πŸ™οΈ 6. Sentralisasi Ekonomi

  • Peluang kerja terkonsentrasi di kota besar: Misalnya Jakarta, Bandung, Surabaya. Lulusan dari daerah harus pindah kota untuk cari kerja, yang tidak selalu memungkinkan karena biaya hidup tinggi.

  • Urbanisasi berlebih: Menyebabkan penumpukan pencari kerja di kota besar, persaingan makin ketat.


🧠 7. Mental Health & Tekanan Sosial

  • Gen Z sangat terpapar media sosial, dan sering merasa tertinggal jika teman sebayanya terlihat β€œsukses”.

  • Ini membuat tekanan psikologis meningkat, yang bisa memengaruhi motivasi dan kepercayaan diri dalam mencari kerja.


πŸ“ˆ 8. Kriteria Perusahaan yang Semakin Spesifik

  • Banyak lowongan mensyaratkan pengalaman kerja, padahal fresh graduate belum punya.

  • Perusahaan ingin "siap pakai", bukan pelamar yang masih perlu banyak pelatihan.


πŸ’‘ Solusi yang Bisa Didorong

  1. Revitalisasi pendidikan vokasi dan magang industri.

  2. Pelatihan skill digital dan kewirausahaan sejak dini.

  3. Fasilitasi kerja remote dan job matching berbasis minat/potensi.

  4. Dorongan untuk startup dan UMKM menyerap tenaga kerja muda.


Kalau kamu bagian dari Gen Z, penting untuk fleksibel, terus belajar hal baru, dan bangun jaringan. Dunia kerja saat ini memang menantang, tapi peluang juga tetap terbuka bagi yang adaptif.

What's Your Reaction?

Like Like 0
Dislike Dislike 0
Love Love 0
Funny Funny 0
Angry Angry 0
Sad Sad 0
Wow Wow 0